Mengapa tak banyak lagu untuk anak di zaman sekarang? Alasan bahwa pasar untuk lagu anak tidak ada merupakan sebuah pendapat yang salah. Hal itu diungkapkan oleh psikolog Kasandra Putranto.Menurut Kasandra, Jumlah anak di Indonesia sangat besar dan anak-anak Itu membutuhkan lagu untuk mereka. Ini tentu merupakan peluang pasar yang belum tergarap. Contoh nyata sudah ditunjukkan dunia film.
Ketika film Indonesia masih lesu dan tidak ada satupun yang bersedia membuat film anak, hadir film Petualangan Sherina yang langsung menggebrak pasar. Karya sutradara Riri Reza yang membuat orangtua berduyun-duyun mengajak anak-anaknya mengantre di bioskop Itu memperlihatkan bahwa betapa masyarakat Indonesia sangat membutuhkan film anak yang berkualitas.
Keberhasilan Petualangan Sherina membuka pintu gerbang film Indonesia khususnya untuk anak-anak. Meski tidak banyak, tetapi anak Indonesia kini sudah bisa menikmati film yang dibuat untuk mereka, seperti Laskar Pelangi dan Garuda Di Dadaku.
"Semuanya tergantung bagaimana kita mengedukasi pasar dan menciptakan produk. Jangan katakan bahwa tidak adanya lagu anak seolah-olah karena pasar yang tidak ada. Semuanya tergantung dari kemauan saja." tandas Kasandra.
Hal senada diungkapkan oleh musisi senior Dian HP. Belum lama ini, Dian memproduseri lagu anak yang dibawakan oleh penyanyi cilik bernama Nima. Gadis kecil berusia 8 tahun Itu menelurkan single berjudul Bto Aku Punya Sahabat. Single Ini hadir untuk memuaskan dahaga orangtua yang Ingin anak-anaknya memiliki lagu khusus untuk mereka yang dinyanyikan pula oleh penyanyi cilik.
"Aku melihat ini sederhana saja. Selain berbakat di bidang seni, Nima Juga bisa menyanyi. Jadi aku buatkan album saja. Ini bisa sebagai koleksi tambahan bagi ibu-ibu yang Ingin mencarikan lagu untuk anaknya. Aku selalu dibuat pusing oleh ibu-ibu di sekolah musik yang terus mempertanyakan lagu anak," tutur Dian di sela-sela peluncuran lagu anak pekan lalu.
Meski lagu yang dibawakan Nima aransemen musiknya cukup berat dengan lirik yang panjang, namun kehadiran Nima diharapkan bisa memberi keyakinan bahwa label besar bisa membantu menghidupkan kembali lagu anak di Tanah Air.
Tetap bisnis Sementara menurut Ira Maya Sopha, menciptakan pasar baru untuk lagu anak Indonesia sangat memungkinkan. Bahkan bisa membuat lagu yang disesuaikan kondisi saat ini. atau istilahnya mengikuti zaman. Kemudian, untuk bisa mempopulerkan lagu tersebut bisa dilakukan melalui sebuah program acara di televisi yang dikemas semenarik mungkin.
"Kita harus lebih bijak melihat hal Ini. Jika kita serius untuk menciptakan lagu anak melalui program yang bagus maka kita harus duduk bersama membuat program di televisi yang bagus dengan kemasan yang menarik pula," papar Ira.
Namun, Ira mengingatkan bahwa semuanya berakhir dengan uang, karena Ini tetap menyangkut bisnis. Jika serius, harus dipikirkan dengan matang mulai dari pembuatnya hingga promosl di stasiun televisi. Tetap bisa idealis dengan business oriented," tandasnya.
Ira Juga mengingatkan bahwa lagu untuk anak-anak yang hendak dibuat tetap harus melihat pola pikir, tingkah laku dan sensifitas anak. Intelegensia anak pun memberi pengaruh karena perkembangannya sudah jauh berbeda dibandingkan beberapa puluh tahun yang lalu ketika lagu Cicak Cicak di Dinding diciptakan oleh AT Mahmud, (wik)
No comments:
Post a Comment